beritatandas.id, SUBANG – Bisnis manis harum manis di Subang, Mamah Maryamah (41) warga Kampung Hamerang, Desa Tanggulun Timur, Kalijati, Subang, mampu meraih omzet belasan juta rupiah per minggu.
Harum manis atau kembang gula merupakan usaha yang ia rintis bersama sang suami.
Awalnya harum manis yang ia produksi dipasarkan ke setiap sekolah danpasar malam. Namun semenjak pandemi COVID-19 mewabah, pasar malam dan sekolah ditutup. Ia kemudian menawarkan produknya tersebut ke warung-warung di sekitar rumahnya.
“Saya mulai dengan produksi 5 kilogram gula, dan disimpen di 30 warung di kampung ini. Alhamdulillah pembeli lumayan banyak, dalam dua hari saya sudah bisa kirim stok lagi,” papar Mamah sang owner harum manis tersebut, ketika diwawancara Tribun di rumah produksinya, Desa Tanggulun Timur, Kalijati, Subang. Rabu (17/3/2021).
Dimulai dari modal 5 kilogram gula dan 30 warung, pada minggu selanjutnya ia kemudian menambah jumlah produksi hingga 10 kilogram dan tempat pemasaran 50 warung.
Kondisi tersebut kian membuat kondisi usaha Mamah kian membaik, dalam setahun terkahir ia bahkan mampu menambah mesin penggiling gula hingga mampu membuka cabang di luar kota.
“Alhmadulillah sekarang bisa sampai Rp18 juta perminggu, esin penggiling gula buat harum manis juga sudah punya 6 unit disini 3 di Bandung 3,” ungkap Mamah.
Hingga kini, ibu tiga anak tersebut sudah bisa mempekerjakan 12 orang karyawan, dan memasarkan produknya ke 2600 warung di Subang, “Kedua anak saya juga bisa kuliah dari hasil Harum manis ini.” pungkasnya.
Menurutnya, menjadi korban PHK ternyata tidak segalanya berakhir. Banyak yang bisa dilakukan untuk menopang kebutuhan ekonomi. Satu-satunya cara adalah dengan berwirausaha, asalkan digeluti dengan serius ulet dan tidak mudah menyerah. “Pastinya dengan sikap begitu setiap peluang bisa menjadi maksimal,” ucapnya.
Reporter : Irvan
Leave a Reply