Karawang, beritatandas.id – Ketua DPC PKB Karawang, Rahmat Hidayat Djati yang akrab disapa Toleng, menyatakan, PKB tetep konsisten membela para pedagang Pasar Rengasdengklok yang tengah dihimpit masalah ekonomi, dampak Covid, kenaikan BBM.
Jika penguasa ” Kebelet” harus relokasi, dengan catatan para pedagang dipersilahkan masuk dulu ke Pasar Versi BOT, tapi persoalan bayar harus belakangan.
Bagi pedagang untuk direlokasi ke Pasar Versi BOT, tak semudah membalikan ke dua telapak tangan. Kata Toleng terlebih bagi Para Pedagang Kaki lima, dimana harus membeli kios yang harganya, oleh mereka dirasakan sangat mencekik leher.
Menurutnya, guna merelokasi para pedagang ke pasar versi BOT, harus memenuhi rasa keadilan dengan disertai tidak memberikan beban apapun.
“Bagi para PKL, jangankan untuk membeli harga kios, untuk melangsungkan Giat dagang dan menghidupi keluarganya saja kelimpungan,” kata pria yang menjabat Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat ini.
Selaku Ketua PKB Karawang, Toleng merasa sedih dan perihatin, saat mendengar para PKL lebih memilih berjualan di jembatan yang menghubungan Tugu Rengadebgklok dengan Bojong Bekasi, ketimbang harus masuk pasat Versi BOT.
“Jika PKL dipaksa harus masuk pasar Versi BOT, ke satu Pemkab harus membantu dana 50% dari harga kios, ke 2 keberadaan kiosnya harus memenuhi sarat dari sisi sanitasi dan program kebersihan Karawang yakni Interadih( Indah Tertib, Aman dan Bersih),” ujarnya.
Sebaliknya, kata H. Toleng, jangan sampai para pedagang dipaksa relokasi ke pasar Versi BOT, fasilitas, sarana dan prasaranannya buruk. Atau, hanya asal masuk pasar baru, tetapi mereka berjualan, kiosnya tidak diminati pengunjung yang akan berbelanja.
“Saya tidak menginginkan begitu pedagang berjualan sepi pengunjung, sehingga barang dagangannya tidak terjual. Akhirnya, dengan sepinya berjualan, boro boro mereka bisa mencicil kios, yang ada keberadaan mereka makin terpuruk,” pungkasnya.***
Redaksi
Leave a Reply