Corona, Nelayan dan Pembudi Daya Ikan di Subang Merugi

beritatandas.id, SUBANG – Anjuran pemerintah untuk memutus mata rantai wabah virus corona dengan menghimbau kepada masyarakat diam di rumah berdampak pada sektor perekonomian hingga pedesaan. Dampak itu juga dirasakan oleh nelayan dan para pembudi daya ikan di Kabupaten Subang.

Saat beritatandas.id melakukan penelusuran ke para nelayan dan pembudi daya ikan yang ada di Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, semua nelayan yang ditemui mengeluh.

Selain harga yang menurun drastis dari 30 persen hingga 50 persen, pembeli atau bandar juga tidak menyerap seperti sebelum wabah corona terjadi. Begitu juga terjadi di beberapa tempat pelelangan ikan (TPI) Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Fajar Sidik Blanakan, Subang, Jawa Barat.

“Penyebabnya, pembeli ikan/udang yang biasa menjajakan/mengirim ikannya ke Pasar Ikan seperti ke Jakarta, Bekasi maupun Bandung, sekarang tidak lagi mengirim karena adanya larangan ke luar masuknya warga dari luar daerah,” ujar salah seorang nelayan di TPI KUD Mina Fajar Sidik.

Bukan hanya itu, para pedagang ikan asin juga juga terkena dampak. Harganya juga turun drastid, yang bisanya harga ikan asin deeng per kilogramnya Rp30.000 sekarang turun menjadi Rp20.000.

“Menurun drastis, ini pengaruh corona,” ujar pedagang ikan asin, Sali dan Kanisem menyampaikan keluhannya.

Nelayan lainnya, Suryana mengaku serba salah. Karena kalau berangkat ke laut untuk mencari ikan, harga ikannya murah, sedangkan kalau tidak berangkat anak dan istri tidak makan.

“Kalau berangkat melaut, harga ikannya murah, malahan bisa jadi hutang. Kalau gak berangkat gimana keluarga ku,” ujarnya.

Menyikapi hal tersebut, Ketua DPC LSM Kompak Subang, Sunarto Amrullah mendesak pemerintah hadir dan bisa membantu nelayan. Utamanya ikan hasil tangkapan ikan dan ikan yang dibudi dayakan agar bisa terserap dengan harga yang seperti sebelum wabah virus corona melanda.

“Pemerintah harus turun tangan, nelayan butuh pertolongan. Setidaknya ikan nelayan termasuk pembudi daya bisa diserap dengan haraga normal sebelum wabah corona terjadi,” tandasnya.

Redaksi