Dibalik Ekplorasi Sumber Daya Alam Migas di Utara, Ada Jerit Tangis Warga Kedung Jaya

beritatandas.id, BEKASI – Kabupaten Bekasi, Hingar bingar di temukannya reservoir emas hitam di daerah utara Kabupaten Bekasi pada tahun 2006 sempat mengubah wajah wajah yang tadi nya kusam dan kering kerontang akan kemiskinan yang membelit menjadi senyuman bahagia.

Penduduknya rata rata adalah  petani dan nelayan pesisir yang tangguh. Dari informasi yang ada lebih dari 30 titik Onshore sumur potensial  di Kabupaten Bekasi,  Dengan kedalaman di kisaran 3000 meter berhasil di eksplorasi oleh Pertamina EP dan kekakayaan akan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui tersebut  belum  mampu mendongkrak PAD wilayah yang merupakan warisan dari kerajaan Taruma Nagara ini.

Sedih jika diceritakan, Realitas sosialnya berbanding terbalik dan harapan akan kue yang nikmat buat rakyat nya ternyata pahit. Garis kemiskinan penduduk Utara Bekasi dari tahun ke tahun tetap stagnan, itu dapat dilihat saat awak media mendapati temuan sebuah rumah yang sudah tidak layak huni (hampir rubuh-red) yang jaraknya tidak jauh dari sumur Migas Pertamina Tambun Field di Desa Kedung Jaya.

Rumah yang sudah hampir rubuh tersebut terletak di RT. 012 RW. 007 Desa Kedu Jaya Babelan, saat diwawancara oleh awak media si pemilik rumah adalah Kong Perang (76)  didampingi Ketua RT 012, Secara perlahan dia  menuturkan.

“Saya kecil, muda, sampai saat ini tinggal disini, rumah dengan kondisi yang hampir rubuh kayak gini sudah tahunan namun belum ada pihak yang mau memperbaiki rumah saya ini, baik dari Pemerintah Kabupaten Bekasi  maupun dari Pertamina. Padahal rumah saya ini tidak jauh dari sumur migas Pertamina. Ilok perusahaan segede Pertamina ora punya anggaran pisan buat bantu warga sekitar,” kata kong Perang  dengan logat kentalnya Bekasi. Sabtu (22/8)

“Saya sangat mengharapkan bantuan baik dari Pemerintah maupun dari PT. Pertamina segera memperbaiki rumah saya yang hampir roboh ini agar dapat kami huni dengan nyaman, Semoga segala pihak mendengar jeritan rakyat miskin seperti saya ini,”  tutup Pak Perang (76) dengan penuh harap.

 

Reporter : lucen/Nay