Tagihan 11 Juta, Ibu dan Bayinya Tak Bisa Pulang di RS Fikri Medika

beritatandas.id, KARAWANG – Risna Sundari Purba Ketua Posko Perjuangan Rakyat (POSPERA) DPC Kabupaten Karawang geram saat mengetahui adanya perlakuan yang dinilai tidak manusiawi terhadap salah satu pasien rawat inap ibu melahirkan, pasangan suami istri Endang Rahman (64) dan Gianti (45) Warga Desa Cikampek Kota, Dusun Mekar Baru RT 001, Rw 002, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, atas rujukan dari Puskesmas Cikampek Gianti masuk RS Fikri Medika pada Sabtu (3/10/2020) tanpa mempunyai jaminan kesehatan baik BPJS atau jaminan kesehatan lainnya, tak bisa pulang karena belum bisa bayar Rp 11, 000.000 (Sebelas Juta Rupiah)

Risna berang karena mengetahui adanya perlakuan pihak RS Fikri Medika yang dinilainya tidak manusiawi, menurut Risna perlakuan tidak manusiawi tersebut yaitu diantaranya, selama pasien dirawat hanya di kasih makan sehari  hanya 1 kali itupun hanya makan bubur, pasien dibiarkan dengan botol infusan habis sampai darahnya naik ke selang infusan.

“Selama lima hari dimasa tambahan perawatan, pasien hanya diberikan makan satu kali pagi saja, padahal tagihan terus berjalan, karena saat kami konfirmasi kepada kasir, tagihan per tanggal (6/10/2020) itu Rp 9 jutaan,  karena pasien tidak dapat membayar biaya sehingga tidak diperbolehkan pulang, dan tagihan perhari ini Sabtu (10/10/2020) sudah membengkak jadi Rp 11 jutaan,” tutur Risna kepada awak media pada Sabtu (10/10/2020)

“Pihak rumah sakit seharusnya tidak boleh melakukan hal ini, ini sebuah tindakan diskriminasi terhadap pasien. Mediasi yang kami lakukan dengan pihak rumah sakit yang diwakili oleh Case Manager tidak menemukan solusi, setelah melakukan konfirmasi melalui telepon dengan pejabat berwenang dia mengatakan, tetap harus di urus hari Senin. Sementara pasien tidak dirawat dengan baik,” timpal Risna.

Masih kata Risna, “Setelah tadi kami mencoba membawa pulang pasien baru pihak rumah sakit mengatakan besok (Minggu 11/10/2020) bisa dibawa pulang itupun tanpa kepastian karena menunggu jawaban dari direksi rumah sakit yang besok mau datang,” tandasnya.

Karena keterbatasan kemampuan ekonomi alias tida punya duit, membuat Endang bingung tak berdaya, pulang tak bisa karena harus membayar, sementara berada di RS biaya rawat inap akan terus bertambah. Sedangkan Endang yang hanya bekerja sebagai tukang ojek pangkalan di Cikampek, dengan berpenghasilan perhari Rp 15 ribu, tentunya dengan biaya belasan juta sangat sulit bahkan menjadi hal yang sangat mustahil dalam waktu singkat bisa membayar biaya bersalin istrinya di RS Fikri Medika. Kategori warga miskin Endang luput dari perhatian pemerintah, terutama pemerintah tingkat desa.

 

Redaksi